Samarinda orang mendengarnya sebagai kota yang indah,
rapi, bersih, dan terawat karena daerahya dilalui sungai Mahakam, tapi itu
hanya sebagian dari daerahnya saja yang rapi(daerah perumahan), sebagian
besarnya tak terawat sama sekali bahkan tak tersentuh juga jujur ku katakan
meskipun ku orang samarinda tapi ku jijik sekali melihatnya sampah-sampah
berserakan dimana-mana, orang membuang sampah juga seenaknya saja nanti jikalau
hujan datang dan banjir yang disalahkan adalah pemerintahnya yang tidak
bertanggung jawab atas semua itu, sebenarnya pemerintah tidak pernah salah yang
salah itu sebenarnya adalah rakyatnya yang sembarangan saja dan seenaknya saja
maunya sendiri saja. Rakyat di Samarinda ini di andaikan anak yang bru lahir
saja yang tidak bisa apa-apa hanya bisa meminta, menangis, dan melihat saja,
mata mereka hanya bisa melihat dan menyksikan dan berbicara seenaknya saja
bahwa pemerintah harus ini harus itu tapa mereka tidak memikirkannya. Jikalau
ada orang yang mengatakan pemerintah kurang tegas itu memang tapi kalau
pemerintah kurang memerhatikan itu salah. Pemerintah Kota Samarinda memang
kurang tegas dalam menangani tiap masalahnya padahal masalah di Samarinda itu
hanya satu saja tidak banyak yaitu “Banjir” yang diterpa banjir
bukan hanya Samarinda saja tapi banyak daerah-daerah yang di Kalimantan Timur
jika hujan itu 1 hari 1malam. Ini disebabkan karena kurang disiplinnya warga
yang seenaknya saja membuang sampah. Yang sering membuang sampah sembarangan adalah
orang-orang kota dan orang yang berkendaraan roda empat mereka bisa membuang
sampah dengan melemparnya di parit-parit pingir jalan mereka berpikir itu hanya
sampah kecil(ringan) saja tapi jika terus menerus itu akan membuat parit-parit
buntu(tersumbat), selain itu di kota Samarinda ini juga kurangnya daerah hijau,
semua sudah hilang tidak ada kata hijau lagi di samarinda ini jikalau melihat
daerah kotanya, yang bisa dilihat adalah betapa kumuhnya kota ini tidak ada
perubahan yang berubah hanya jalanan saja yang di aspal tapi itu hanya sebagin
jalan saja, yang rusaknya tidak parah saja diasapal sedangkan daerah yang
sangat parah seperti di Jalan Jakarta, MT. Haryono, Suryanata, Pramuka, Ks
Tubun, Kemangi, dan daerah di jalan menuju Sambutan tidak sama sekali diubah
atau disentuh itu mungkin juga disebabkan kurang tegasnya Pemerintah Samarinda.
Selain itu juga penambangan yang membuat kurang resapan air oleh pohon, jikalau
itu ditutup selesai menambang okelah tapi ini ini hanya dibiarkan saja seperti
anak kecil saja ketika sudah bosan ditinggalkan dan tidak disentuh seperti
tidak punya rasa tanggung jawab besar sama sekali. Aku lantas berfikir lebih
baik aku tidak pernah tinggal disini ditimbang merasakan pahitnya tinggal di
kota yang tidak terurus kebersihannya. Bukan hanya di kota saja yang berserakan
sampah tapi sampai di sungainya pun juga ikut kena sasaran tempat buang sampah,
sungai yang paling kotr(kumuh) di Samarinda in yaitu sungai Karanghumus yang
daerahnya berdekatan dengan pasar segiri. Pasar segiri itu juga merupakan pasar
kumuh selain pasar kedondong, pasar itu jika dilewati sebagian orang maka orang
itu akan menutup mulut dan hidung karena bau yang sangat menyengat seperti
selayaknya sampah. Jikalau pasar kedondonng itu bau sampah itu wajar karena daerahnya berdekatan denga tempt
pembuangan sampah itu sebenarnya tidak wajar. Menurut ku di setiap bulannya
diadakannya bersih kota agar kota Samrinda bersih dan sehat dan merelokasi
orang-orang(warga) yang tinggal di pinggir sungai agar tidak mengganggu
jalannya air itu dan juga memberi aman warga itu sendiri
dan juga member peringatan bagi penambang jika selasai
menambang tidak menutupnya maka harus dikenakan denda sebanyak jumlah
pendapatan perusahaan penambang itu sendiri agar terciptanya sebuah kota yang bersih bebas bencana. Selain dari masalah banjir Samarinda memiliki pendidikan
yang kurang memadai hanya sekolah-sekolah bermutu saja seperti SMA 1, SMA 2,
SMA 3, SMA 4, SMA 5, SMK 1, SMK 7 hanya sekolah-sekolah itu saja yang memiliki kepastian
guru-guru yang berkualitas tinggi atau tanggung jawab sebagai guru yang sudah
diberi tugas unntuk mengajar sampai akhir dan tanpa jasa. Sekolah ku sendiri
saja tidak mendapatkan hal-hal itu meskipun juga sudah termasuk sebagai sekolah yang berkualitas tapi
fasilitas yang kurang memadai guru-guru yang kurang disiplin atau tegas hanya guru
yang sesuai standar kuarang lebih
hanya 70% saja yang bermutu sisanya hanya masuk kemudian keluar tidak kembali
lagi atau hanya memberi soal kemudian gurunya diam saja terkadang gurunya juga jarang masuk
mempunyai rasa tanggung jawab saja, seharusnya sih dia harus menyuruh guru lain
untuk mengisi kalau dia tidak masuk agar kelas itu tidak kosong dan juga
muridnya tidak berkeliaran di ruang kelas supaya tidak di kira tidak di urusi
oleh guru dan sekolahannya. Sekolah ku ni juga merupakan sekolah faforit di
kota Samarinda tapi itu cuma nama saja jikalau faforit tidak akan menemukan
sebuah alat-alat bengkel yang sudah tua dan kamar kecil(wc) yang tidak terawat meskipun
tiap hari jum’at.nya diadakan bersih kampus tapi tetap saja kotor haduh namanya
juga orang paling anti yang namanya bersih-bersih, mungutin sampah paling anti
sukanya cuma ngotori saja tidak mau bersihkan terkadang jikalau
di suruh membersihakn aja malah larikan diri ke kantin
itu tidak hanya satu sekolahan saja tapi semua sekolah kemungkinan seperti itu
paling juga yang tidak seperti itu
hanya anak-anak yang baik saja. Sudah masalah kebersihan dan perbaikan jalan
belum selesai ditambah lagi pendidikannya yang kurang sesuai dengan standar
pendidikan. Jikalau
orang-orang pada anti sama yang namanya bersih-bersih kemungkinan tempat kita
tingal ini akan menjadi tempat sampah. Menurut ku ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh Pemerintah untuk menanggulangi kota itu jika 1 kota berhasil
maka kota lain pasti juga akan sesuai dengan keinginan dan standard yang
merubah kota sebenarnya bukan pemerintahnya tapi warganya
dengan bantuan pemerintah yang berusaha menciptakan kota yang indah, bersih,
rapi, dan tertata selain itu juga diadakan tiap 1 minnggu sekali diadakannya hari bebas polusi
kendaraan yaitu pelarangan penggunaan kendaraan yang berbahan bakar jika mau
berangkat sekolah, ke kantor dan pergi kerja jadi mereka hanya mengunakan seeda
sebagai alternative dan juga bebas polusi dan sehat.
Ini harus diakukan jika mau berada di tempat yang
diinginkan ada sebuah pepatah yang pernah ku dengar ”jika merasa tidak enak
dengan tempat yang kamu tempati maka ubahlah tempat itu sesuai dengan kesukaan
orang disekitar mu”. Aku menulis bukan sembarangan tapi sesuai dengan apa yang ku lihat dan
kurasakan dan juga bukan asal karena ku juga ingin perubahan yang diubah oleh
rakyat dan pemerintah dan dinikmati oleh rakyat dan pemerintah yang
diubah bkan hanya 1 daerah atau 1 tempat saja tapi yang
diubah itu jalur utama kota dan di daerah sekitar mahakam yang butuh diubah
seperti selayaknya kota tepian yang bersih dan ramahseprti kota yang pernah
mendapat julukan kota bersih dan orang akan terasa nyaman tinggal di samarinda
tidak terusik lagi karena masalah jalan yang rusak, banjir di tiap hujannya,
dan sampah yang berserakan dimana-mana. Dan ku harap
setelah orang membaca ini mungkin orang akan berfikir
sama dengan diriku, aku tidak menulis nama sekolahan ku karena ku hanyan butuh
pengertiannya saja bagi yang merasa saja bila tidak berkenan silahkan saja.
No comments:
Post a Comment